Rabu, 09 November 2022

Respon Keluhan Warga, Komisi I DPRD Kota Cirebon Sidak Tower Seluler di Kampung Pancuran

 


Jendela Bangsa Awdi - Kota Cirebon - Warga yang tinggal di Kampung Pancuran, RT02 RW04, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon mengeluhkan keberadaan tower (menara) seluler di kampung tersebut.

Warga kemudian melaporkannya ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cirebon. 

Laporan dan keluhan warga Kampung Pancuran tersebut langsung direspon Komisi I DRPD Kota Cirebon dengan melakukan peninjauan ke lokasi, Senin 7 November 2022.

Peninjauan Tim Komisi I DPRD Kota Cirebon ke lokasi tersebut dipimpin langsung Dani Mardani. 

Selain Tim Komisi I, hadir pula Lurah Sukapura dan kepala DPUTR.

Di temui usai peninjauan, kepada radarcirebon.com Ketua Komisi I DPRD Kota Cirebon Dani Mardani menuturkan, peninjauan tersebut dalam rangka merespon aspirasi masyarakat setempat yang merasa resah terhadap menara seluler tersebut.

"Masyarakat merasa tidak nyaman terhadap menara seluler Ini sangat berbahaya karena sangat dekat dengan pemukiman penduduk."

"Menurut warga menara seluler ini kerap menimbulkan percikan api ketika tersambar petir saat hujan deras. Bahkan sinyal TV mereka (warga) terganggu akibat adanya menara ini," tuturnya.

Politisi dari Partai Amanat Nasional ini meminta agar pemilik menara tersebut untuk koperatif kepada Pemerintah Kota Cirebon dan Komisi I DPRD.

"Karena sampai saat ini baik dari perwakilan pemkot dan DPRD Kota Cirebon belum dapat menemui pemilik menara."

"Kepada pemilik menara PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) kami harapkan untuk bisa koperatif dengan pemerintah Kota Cirebon dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang timbul karena keberadaan menara," ujarnya.

Dani menegaskan, Komisi I DPRD Kota Cirebon akan melakukan pemanggilan kepada PT H3I dan mengintruksikan DPUTR untuk terus menghubungi sampai dihadapkan dengan Komisi I.

"Kalau mangkir, akan kami melalui aparat hukum akan melakukan pemanggilan paksa," tegasnya.

Di tempat yang sama, Yusuf anggota Komisi I mengatakan, permasalahan terkait menara tersebut bisa diselesaikan dengan cepat jika semua pihak bisa bertemu

"Kalau semuanya saling bertemu setidaknya permasalahan bisa diatasi dan warga juga bisa merasa nyaman karena ada kejelasan, begitu juga dengan pemilik menara," katanya.

Hal senada yang dikatakan Dani Mardani, Edi Suripno anggota Komisi I DRPD Kota Cirebon juga menegaskan, pihak pemilik menara dapat dipanggil paksa jika 2 kali mangkir undangan dari DPRD.

"Menurut tatib yang ada dinas, SKPD atau DPRD, ketika pihak swasta atau pihak ketiga mengabaikan atau dengan sengaja tidak hadir dalam sebuah undangan selama tiga kali berturut-turut itu kita bisa undang paksa."

"Kita (DPRD) punya hak untuk bisa mengundang paksa. Kepala dinas pun bisa memberi surat peringatan (SP) jika tetap mangkir," tegasnya.

Terkait kasus menara (tower) di Kampung Pancuran tersebut, politisi PDI Perjuangan ini menyebutkan bahwa pemilik menara tidak memiliki keseriusan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Ini penting untuk diketahui, jadi ini memang ada indikator ketidakseruan terhadap undangan kita."

"Maka itu kita sedang cari cara komunikasi langsung dengan para ownernya dan semoga mereka bisa segera hadir untuk bisa ada. Solusi sebetulnya ini tinggal masalah hak dan kewajiban," sebutnya.


Laporan : Syahrul

Editor : M. Ilham Maulana

Tabrakan Kereta Api Babaranjang di Lampung, 4 Orang Korban Luka-luka


Jendela Bangsa Awdi - LAMPUNG - Tabrakan kereta api Babaranjang terjadi di Stasiun Rengas, Lampung Tengah, Senin, 7, November 2022.

Tabrakan kereta api batubara rangkaian panjang (babaranjang) di Stasiun Rengas, Lampung Tengah, terjadi karena keduanya masuk di jalur yang sama.

Informasi yang dihimpun JB Awdi, tabrakan terjadi sekitar pukul 02.25 WIB dan 4 orang mengalami luka-luka akibat kedua kereta api bertabrakan di Lampung Tengah.

Kepala Humas PT KAI Divre IV Tanjang Karang, Jaka Jarkasih mengatakan, tabrakan terjadi saat KA Babaranjang dari Tanjungkarang ke arah Baturaja dan sebaliknya bertabrakan di Stasiun Rengas.

Keduanya berada di jalur yang sama, sehingga tabrakan tidak dapat terhindarkan. Akibatnya, 4 orang mengalami luka-luka.

Mereka adalah 2 orang masinis dan 2 orang asisten masinis yang bertugas di dua kereta tersebut.

Sedangkan terkait dengan penyebab kecelakaan, masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Petugas masih berfokus pada upaya evakuasi.

"Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan. Ada tim khusus yang menyelidiki," kata Jaka Jarkasih, seperti dilansir Radar Lampung.

Diketahui kecelakaan tersebut melibatkan KA Babaranjang Nomor Plb 3031A yang masuk ke jalur 1 di Stasiun Rengas.

Kereta lainnya adalah KA Babaranjang Nomor Plb 3056A yang juga masuk ke jalur 1. Diungkapkan Jaka, tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan tersebut. Namun 4 orang mengalami luka-luka.

Efek dari kecelakaan tersebut adalah terganggunya perjalanan kereta api. Terutama keberangkatan dari Stasiun Tanjungkarang dan Baturaja.

Perjalanan kereta api yang terganggu diantaranya adalah KA Rajabasa Ekspres Relasi Tanjungkarang-Kertapati.

Kemudian KA Kualastabas relasi Tanjungkarang Baturaja. Sebagai kompensasi, PT KAI Divre IV memberikan kesempatan pembatalan tiket dengan pengembangan uang 100 persen.

Sebagai informasi, KA Babaranjang adalah kependekan dari nama batubara rangkaian panjang.

Jenis kereta api ini, digunakan sebagai fasilitas pengangkutan batubara dari PT Bukit Asam Tbk yang bekerjasama dengan PT KAI.

Karena membawa rangkaian panjang dalam pengangkutan batubara, kereta api ini digerakan dengan menggunakan 2 sampai 3 lokomotif sekaligus.

Adapun jenis lokomotif yang digunakan adaah CC205 kemudian lokomotif jenis CC202.

Hingga saat ini, proses evakuasi pasca tabrakan kereta api Babaranjang di Lampung Tengah masih dilakukan, sementara korban telah dievakuasi.


Laporan : Dede Khumaedi

Editor : M. Ilham Maulana

Diduga dari Pengelasan, Mandor Diamankan Penyebab Kebakaran Balai Kota Bandung

 





Jendela Bangsa Awdi - BANDUNG - Penyebab kebakaran di Gedung Bappelitbangda, Balai Kota bandung diduga berasal dari aktivitas pengelasan saat perbaikan atap.

Dugaan sementara penyebab kebakaran di Balai Kota Bandung itu, didasarkan dari keterangan sejumlah saksi mata di lokasi kejadian.

Menurut Pratama, saksi mata yang juga pegawai Bappelitbangda, diduga ada aktivitas perbaikan yang menjadi penyebab kebakaran di salah satu gedung di Balai Kota Bandung itu.

"Api dari atas. Sudah sejengkal dari kepala saya. Saya langsung keluar," kata Pratama, kepada wartawan, Senin, 7, November 2022.

Menurut dia, awalnya seperti ada suara di bagian atap. Tidak disangka sumber suara tersebut ternyata api yang mulai melahap bagian plafon hingga atap yang terbuat dari sirap.

"Saya lihat ke atas sudah api. Prosesnya sekitar 5 menit," tutur Pratama, yang dijumpai di depan Balai Kota.

Diungkapkan dia, di bagian atap sirap sedang ada perbaikan. Entah mengapa api tiba-tiba muncul dan membesar.

Sedangkan terkait seorang pria yang diamankan di depan Balai Kota Bandung, disebut sebagai mandor. "Itu itu mandornya," sebut Pratama saat memberikan penjelasan.

Api diketahui muncul sekitar pukul 10.00 WIB. Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung langsung menuju lokasi kebakaran.

Salah seorang saksi mata, Diona Apriliana menuturkan, api awalnya terlihat di atap lantai 2 gedung Bapelitbang tepatnya di bagian Litbang sekitar pukul 10.00 WIB.

"Awalnya anak-anaknya sudah ramai. Saya mendengar anak-anak teriak 'api, api, api!'. Sebelumya saya melihat di atap sudah ada bunyi gemuruh. Tak lama dari sana yang lain saya suruh turun saya paling terakhir," katanya.

Ia menuturkan, atap sudah mulai condong ke bawah, dan api sudah mulai menjalar di atap gedung Bapelitbang.

"Di atap itu sudah doyong ke bawah dan sudah ada api semua. Prediksi saya, di atas sudah terbakar semua, makanya saya minta semua dievakuasi," ujarnya.

Ia mengungkapkan, saat kejadian memang sedang ada perbaikan atap di Gedung Bapelitbang. Diduga api berasal dari aktivitas perbaikan itu.

"Memang kita sedang ada perbaikan atap, saya tidak tahu pekerjaannya seperti apa. Ada yang sedang bekerja di atas," ungkapnya.

Menurut Diona, seluruh karyawan telah berhasil dievakuasi saat kebakaran terjadi. Namun dokumen dan peralatan kerja lainnya belum sempat dievakuasi.

"Dokumen terbakar semua termasuk PC. Selebihnya kita bisa bawa laptop. Kita pentingkan semua terevakuasi semua," katanya.


Reporter : Rudi

Editor : M. Ilham Maulana

Respon Keluhan Warga, Komisi I DPRD Kota Cirebon Sidak Tower Seluler di Kampung Pancuran

  Jendela Bangsa Awdi - Kota Cirebon   -  Warga yang tinggal di Kampung Pancuran, RT02 RW04, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kejaksan, Kota Ci...